Return atau pengembalian adalah keuntungan yang
diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik
melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain:
- Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
- Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
- Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
- Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi perusahaan.
- Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
- Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
- Return atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode sebelumnya.
- Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
- Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.
Return ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
- return aktual (actual return) adalah tingkat return yang telah diperoleh investor,
- return harapan (expected return) adalah tingkat return yang diantisipasi investor di masa mendatang
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya
kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang
diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam
investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara
tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun
sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang
akan ditanggung sangat besar.
Sumber-Sumber Utama Risiko
Menurut Tandelilin (2010), ada beberapa sumber risiko yang bisa memengaruhi besarnya risiko suatu investasi, yaitu:
- Risiko Suku Bunga. Perubahan suku bunga akan memengaruhi harga saham secara terbalik. Hal ini berarti ketika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun dan ketika suku bunga turun, maka harga saham akan naik.
- Risiko Pasar. Risiko pasar adalah pergerakan pasar secara keseluruhan yang memengaruhi variabilitas return suatu investasi. Pergerakan pasar ini biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ekonomi, kerusuhan, politik, dan lain-lain.
- Risiko Inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, risiko inflasi juga disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengompensasi penurunan daya beli yang dialaminya
- Risiko Bisnis. Risiko bisnis merupakan risiko yang timbul dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri.
- Risiko Finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
- Risiko Likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut dan semakin kecil risiko yang dihadapi.
- Risiko Nilai Tukar Mata Uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini dikenal sebagai risiko mata uang / risiko nilai tukar.
Atas dasar suatu risiko dapat dihilangkan dengan diversifikasi atau tidak, risiko dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Tandelilin, 2010):
- Risiko Sistematis. Risiko sistematis dikenal dengan risiko pasar/ risiko umum (general risk). Risiko ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan memengaruhi variabilitas return suatu investasi. Misalnya adanya perubahan tingkat suku bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, ataupun faktor – faktor makro lainnya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham dalam bursa saham yang bersangkutan. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi/ dihilangkan sehingga disebut juga undiversifiable risk.
- Risiko Tidak Sistematis. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktusi risiko ini besarnya berbeda- beda antara satu saham dengan saham lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing- masing saham memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar. Misalnya struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, dan tingkat keuntungan, dan faktor – faktor mikro lainnya. Risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio. Risiko ini juga disebut divesifiable risk.
- enggan menananggung risiko atau berupaya memperkecil risiko.
- mengharapkan hasil-hasil sebesar-besarnya. Dalil klasik itu tidak pernah terjadi, sebab resiko berhubungan dengan hasil; makin kecil resiko makin kecil hasil dan makin besar resiko makin besar hasil.
Kondisi eknomi merupakan factor utama yang
menentukan hasil dan risiko investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada
umumnya semua investasi mendapatkan hasil negative; kondisi ekonomi normal
mendapatkan hasil positif normal; kondisi eknonomi baik mendapatkan hasil
sangat positif. Untuk mengukur hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep
probabilitas. Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya
masing-masing hasil yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita
melakukan investasi tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat
dan waktu tertentu.
Makasih banyak infonya
BalasHapus